Sedhelet


22 Mei 2020

Review Tema Rutinan Sanggar Kedirian “Sedhelet” 5 Januari 2018


Wong urip mung mampir ngombe, nyebar godhong kara, dan urip mung sak drema adalah sebagian ungkapan yang sering kita dengar sebagai bentuk kesadaran bahwa manusia tidak mempunyai kemampuan menentukan dan memastikan sesuatu, yang dimampui hanyalah berusaha menyikapi hiruk-pikuknya dunia agar tidak terlalu tertinggal masa. Sedhelet merupakan siratan sedhilet atau sedhilit, dengan maksud sangat sebentar. Bila diurai dari kalam wejangan berasal dari: let, jeda atau antara; lit, berarti sedikit; menjadi dhilet, sebentar atau dhilit, sangat sebentar. Panambang “se” pada kata sedhilet atau sedhilit bermakna satu, seukuran atau senilai. Setiap peristiwa yang dialami manusia hanyalah sementara, terbatas dengan kemampuan dan waktu. Perjalanan hidup sangat singkat dari tempat satu ke tempat lainnya, dari generasi ke generasi dengan batasan sejauh mana pengetahuannya.

Wong urip mung mampir ngombe, orang hidup tentu tidak lama, hanya sedhelet. Berjalan mencari keberadaan. Keberadaan yang didapat ternyata hanya sedhilit karena harus digantikan orang lain. Kemudian berjalan lagi mencari kebenaran. Kebenaran yang didapat hanya sedhilit karena saat kita membenarkan tersirat keinginan mencari tahu tentang keyakinan. Keyakinan yang didapat ternyata juga sedhilit karena terjeda dengan percaya atau tidak percaya, terbawa di alam impian.

Nyebar godhong kara, bahwa setiap episode di dunia yang hanya sedhilit ini–dikiaskan mampir ngombe–harus dilalui dengan sabar. Gustialah memerintahkan agar menjadikan sabar sebagai senjata untuk memohon pertolongan. “Wasta’iinu bisshobri wasshalah, innallaha ma’asshobiriin.” Jadikanlah sabar dan salat sebagai sarana memohon pertolongan, sesungguhnya Allah menyertai orang-orang yang berbuat sabar.

Setiap urusan akan bertemu dengan mangsa sejati yaitu antara suka dan tidak suka, bahagia dan sengsara. Semuanya merupakan cobaan dari Gustialah sebagaimana tertuang dalam rukun iman yang keenam: wabilqodri khoirihi wa syarrihi minallahi ta’ala.

“Dhandanggula pahit amemanis, dhandang susah gula kabingahan, kan sinandhang sapa wae.” Berisi wejangan agar selalu bersikap sabar dalam dalam keadaan apapun. Susah dan bahagia bukanlah sesuatu yang aneh untuk tetap bersabar. Susah dan bahagia memang berjodoh sejak manusia masih dalam kandungan. Bila yakin selalu sabar akan mendapatkan kemenangan yang sesungguhnya. Firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 249,

ﻛَﻢْ ﻣِﻦْ ﻓِﺌَﺔٍ ﻗَﻠِﻴﻠَﺔٍ ﻏَﻠَﺒَﺖْ ﻓِﺌَﺔً ﻛَﺜِﻴﺮَﺓً ﺑِﺈِﺫْﻥِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﻣَﻊَﺍﻟﺼَّﺎﺑِﺮِيْن

“Berapa banyak golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.”

Sebagaimana perang Badar dimana pasukan mukmin dan kuffar Makkah perbandingannya 1:3, tiga ratus tiga belas melawan seribu, karena bersabar diberi kemenangan. Sebaliknya kemenangan di depan mata pada perang Uhud harus tertunda dan banyak korban, karena tidak nyebar godhong kara.

Urip mung sak drema, manusia tidak mempunyai kemampuan menentukan dan memastikan sesuatu. Manusia hanya mampu berusaha menyikapi perkembangan tiap peristiwa yang terjadi dengan mengerahkan segenap daya, cipta, rasa dan karsa yang terbatas oleh kemampuan–biasanya memilih kata ruang–dan waktu. Manusia sadar bahwa hidup bukan abang-abang lambe dan keberlanjutan dinasti harus dipikirkan secara bijaksana. Dalam keadaan bagaimanapun abot anak ketimbang telak, selalu berpikir bahwa anak adalah penerus segala karunia yang diberikan Gustialah. Ikhtiar senantiasa dilakukan pada setiap kesempatan walau menyadari bahwa kridhaning ati tan abisa ambedhah kuthaning pesthi tetap berusaha kaya welut dilengani, ora kena bapak ya kena anak hingga akhir batas yang telah ditentukan Kang Akarya Jagad. Berusaha, bekerja dan berkarya tiada pernah henti meskipun di dunia mung sedhela banget alias hanya sedhelet.

____________________________

*Selama Ramadan, rublik Piwedar sanggarkedirian.com me-review tema rutinan Sanggar Kedirian yang telah lampau. Rublik ini diasuh oleh Kang Bustanul ‘Arifin.

0 komentar:

Posting Komentar