Reportase Sinau Bareng CNKK di Taman Tirtayasa, 18 Agustus 2018
Wani Ndadi
Pambuko Sanggar Kedirian 3 Agustus 2018
Barangkali masih ada pikiran yang mengganjal di antara dulur-dulur Maiyah khususnya di Sanggar Kedirian, mengenai Maiyah yang tidak membentuk sebuah identitas tertentu, ormas, lembaga, yayasan atau bentukan-bentukan lain yang kita kenal selama ini. Karena dianggap bentuk padatan semacam itu akan membuat lebih jelas arah tujuannya dan lebih teroganisir. Maiyah meniti kesabaran untuk tidak tergoda memadatkan dirinya menjadi suatu identitas tertentu. Dinamika yang berjalan sejauh ini mengantarkan Maiyah memfokuskan diri sebagai Majelis Ilmu dengan metode Sinau Bareng, yang berfokus pada upaya-upaya membangun manusia Maiyah yang berilmu, bermartabat dan bermanfaat. Maka setiap unsur dalam jamaah adalah unsur pembentuk yang sama penting menurut peran masing-masing, terutama di dalam membangun kediriannya sendiri. Sehingga dalam hal ini, subjek utamanya adalah manusianya sendiri bukan eksistensi wadag yang diagungkan.
Sanggar Kedirian melangkah pada suatu kesadaran mengenai organisme. Ciri utama dari organisme adalah keikutsertaan setiap individu secara organik untuk berperan di dalam penataan, pengorganisasian dan pengelolaan, sesuai dengan potensi diri masing-masing. Sewajarnya organ tubuh manusia, yang mana setiap bagiannya bekerja dengan sendiri. Hal ini berlaku kepada hal apapun dalam kehidupan. Sehingga apakah kesanggupan untuk berani (wani) menjadi diri sendiri, merupakan proses pencapaian yang mewujud (ndadi) itu sendiri?