Al-barzanji Aththiril-3

Catatan Rutinan Sanggar Kedirian, 19 Mei 2023 


Pada rutinan bulan lalu, kita telah membahas Al-barzanji Aththiril-1 berlanjut Aththiril-2. Edisi kali ini merupakan series dari tema bulan lalu. Apakah akan dilanjutkan sampai Aththiril-19? Wallahu A'lam. 


Aththiril-3 berisi segala suasana menjelang kelahiran Nabi Muhammad. Kelahiran Nabi yang sudah dinanti oleh seluruh makhluk. Kaum Jin berbahagia, tumbuh-tumbuhan berbuah dengan lebatnya, hewan-hewan yang dapat berbicara dengan fasih. Sementara manusia terbagi menjadi dua. Ada yang mengharapkan kelahiran Nabi sebagaimana kaum yang mengimani kitab terdahulu. Ada pula yang menyangkal kelahirannya sebagaimana Raja Abrahah yang tidak mau tertandingi kekuasaannya di Jazirah Arab. 


Informasi tentang kelahiran Nabi ini berasal dari kitab-kitab dan shuhuf-shuhuf terdahulu. Juga dari kegelisahan zaman yang ditandai dengan tidak adanya pembaharu sejak zaman Nabi Isa diangkat ke langit. 



Pembahasan beranjak ke Sholawat Asyghil. Mbah Bus mengibaratkan Sholawat Asygil sebagai "gaman" agar kita tidak sampai didholimi oleh orang lain. Oang Jawa biasa menyebutnya "sluman-slumun-slamet". 


Seperti biasa, dalam sinau bareng selalu ada sesi tanya jawab. Kang Gatot bertanya tentang mukjizat. Jawaban Mbah Bus ialah mukjizat biasanya datang saat seseorang mengalami ketidakberdayaan, sangat pasrah, tentunya dengan didahului oleh usaha, eling lan waspada. Insya Allah akan di-ijabahi keinginannya. Itulah mukjizat. 


Pembahasan beralih ke topik nasab, sebuah topik yang sering dibicarakan di media sosial akhir-akhir ini. Sebagaimana nasab Sayyid Abdullah dan Sayyidah Aminah yang masih saudara, sebenarnya kalau dirunut kita masih mempunyai kemungkinan saudara. Akan tetapi sejak pemerintahan kolonial berkuasa, tepatnya pasca-Perang Diponegoro, semua catatan nasab Bangsa Indonesia ditiadakan.


(Redaksi Sanggar Kedirian) 
Continue reading Al-barzanji Aththiril-3

Ngaji Al-barzanji

Mukadimah Rutinan Sanggar Kedirian, Malam Sabtu Legi, 14 Februari 2023. 

"Al-jannatu wa na'imuha sa'dun liman yushalli wa yusallimu wa yubarik alaih"  

 

Itu adalah kalimat pembuka dalam kitab Maulid Al-barzanji karangan Sayyid Ja'far Al-barzanji. Artinya kurang lebih begini, surga dengan segala kenikmatannya merupakan kebahagiaan bagi orang-orang yang bersholawat, mendoakan keselamatan, dan mengharapkan keberkahan dari Kanjeng Nabi Muhammad. 

 

Bagi sedulur-sedulur Maiyah, sinau gondelan syafa'ate Kanjeng Nabi bukan barang baru lagi. Sejak diperkenalkan metodologi Segitiga Cinta sampai yang terbaru diijazahi do'a Isyfa' Hajati, rasanya Simbah mengingatkan agar kita selalu gondelan syafaate Kanjeng Nabi Muhammad.  

 

Sebab makhluk pertama, yang menjadi kekasih Allah adalah Nur dari Kanjeng Nabi Muhammad. Nur atau cahaya tersebut dalam Barzanji disebut nuril maushufi bittaqaddumil awwaliyyah, cahaya paling awal yang menjadi awal mula kehidupan-Nur itu juga yang kemudian oleh Simbah dibuatkan pujian khusus yang dinamai Sholawatun Nur. 

 

Kemudian Sayyid Ja'far menyebutkan bahwa Nur Kanjeng Nabi Muhammad dititipkan pada satu wajah mulia ke wajah mulia yang lain. Atau ditempatkan dalam tulang sulbi Nabi Adam sampai diwariskan ke tulang sulbi Sayyid Abdullah, hingga kemudian menetap dan dilahirkan ke dunia melalui rahim Sayyidah Aminah.  

 

"'Aththirillahhumma qabrahul karim bi 'arfin syadziyyi min sholatin wa taslim". Ya Allah taburkanlah wewangian sholawat salam bagi makam beliau yang mulia. Allahumma shalli wa sallim wa barik alaih. 

                             *** 

Sekian dulu mukadimah ringkas dari kitab Maulid Al-barzanji yang bisa dituliskan dalam mukadimah rutinan Sanggar Kedirian kali ini. Untuk lebih mendalami lagi Ngaji Al-barzanji ini monggo nanti sami-sami disimak langsung sembari melingkar bersama guru kita Mbah Bustanul Arifin. Maturnuwun. 

Continue reading Ngaji Al-barzanji

YA LATIF

Pambuko Rutinan Sanggar Kedirian 3 Februari 2023

Ya Latif atau Al-latif adalah satu diantara 99 Asmaul Husna. Arti Asmaul Husna Al-latif adalah Yang Maha Lembut. Asmaul Husna Al-latif menjelaskan bahwa Allah SWT adalah satu-satunya Dzat yang bersifat lemah lembut kepada seluruh makhluknya.

Allah SWT menghendaki kebaikan dan kemaslahatan kepada manusia dengan cara yang amat tersembunyi atau dengan kata lain tidak terduga. Terkait dengan hal ini, Allah SWT berfirman yang bunyinya sebagai berikut:

لَّا تُدْرِكُهُ ٱلْأَبْصَٰرُ وَهُوَ يُدْرِكُ ٱلْأَبْصَٰرَ ۖ وَهُوَ ٱللَّطِيفُ ٱلْخَبِيرُ

Artinya: “Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan dan Dialah yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-an’am: 103).

Atas Ke-Maha Lembutan-Mu, lembutkan hati kami
Atas Ke-Maha Lembutan-Mu, lembutkan Hidup Kami
Atas Ke-Maha Lembutan-Mu, lembutkan Keluarga Kami
Atas Ke-Maha Lembutan-Mu, lembutkan Masyarakat Kami
Atas Ke-Maha Lembutan-Mu, lembutkan Bangsa Kami
Atas Ke-Maha Lembutan-Mu, lembutkan Negara Kami

Lembutkan kami semua sehingga penuh cinta kasih dalam kehidupan kami. Hidup kami sejahtera. Hidup kami makmur sentosa. Rejeki mengalir dari berbagai arah tanpa kami sangka-sangka.

Dalam kesempatan ini, marilah kita duduk melingkar memohon belas kasihan dan pertolongan Allah yang Maha Lembut melalui perantara Tawashshulan bersama dalam Rutinan Sanggar Kedirian, pada hari Jumat malam Sabtu Legi, 3 Februari 2023. Bertempat di Pendopo Balai Desa Kwadungan, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri. Waktu awal selepas Sholat Isya' (Ba'da Isya').

Semoga kita senantiasa diberikan kesehatan, kelonggaran waktu untuk hadir bersama dalam Rutinan Sanggar Kedirian.
Continue reading YA LATIF