"Al-jannatu wa na'imuha sa'dun liman yushalli wa yusallimu wa yubarik alaih"
Itu adalah kalimat pembuka dalam kitab Maulid Al-barzanji karangan Sayyid Ja'far Al-barzanji. Artinya kurang lebih begini, surga dengan segala kenikmatannya merupakan kebahagiaan bagi orang-orang yang bersholawat, mendoakan keselamatan, dan mengharapkan keberkahan dari Kanjeng Nabi Muhammad.
Bagi sedulur-sedulur Maiyah, sinau gondelan syafa'ate Kanjeng Nabi bukan barang baru lagi. Sejak diperkenalkan metodologi Segitiga Cinta sampai yang terbaru diijazahi do'a Isyfa' Hajati, rasanya Simbah mengingatkan agar kita selalu gondelan syafaate Kanjeng Nabi Muhammad.
Sebab makhluk pertama, yang menjadi kekasih Allah adalah Nur dari Kanjeng Nabi Muhammad. Nur atau cahaya tersebut dalam Barzanji disebut nuril maushufi bittaqaddumil awwaliyyah, cahaya paling awal yang menjadi awal mula kehidupan-Nur itu juga yang kemudian oleh Simbah dibuatkan pujian khusus yang dinamai Sholawatun Nur.
Kemudian Sayyid Ja'far menyebutkan bahwa Nur Kanjeng Nabi Muhammad dititipkan pada satu wajah mulia ke wajah mulia yang lain. Atau ditempatkan dalam tulang sulbi Nabi Adam sampai diwariskan ke tulang sulbi Sayyid Abdullah, hingga kemudian menetap dan dilahirkan ke dunia melalui rahim Sayyidah Aminah.
"'Aththirillahhumma qabrahul karim bi 'arfin syadziyyi min sholatin wa taslim". Ya Allah taburkanlah wewangian sholawat salam bagi makam beliau yang mulia. Allahumma shalli wa sallim wa barik alaih.
***
Sekian dulu mukadimah ringkas dari kitab Maulid Al-barzanji yang bisa dituliskan dalam mukadimah rutinan Sanggar Kedirian kali ini. Untuk lebih mendalami lagi Ngaji Al-barzanji ini monggo nanti sami-sami disimak langsung sembari melingkar bersama guru kita Mbah Bustanul Arifin. Maturnuwun.
0 komentar:
Posting Komentar