Review Tema Rutinan Sanggar Kedirian "Sedhelet" 5 Januari 2018 dan "Totalitas" 5 Mei 2017
Wong urip mung mampir ngombe, waktu hanya terbatas, hanya sedhelet sekedar mengembalikan kekuatan di tengah perjalanan mencari kebenaran keberadaan, sambil memikirkan benar tidaknya langkah mencari keberadaan terlebih dahulu daripada kebenaran. Dan, keberadaan kita terbatas oleh waktu dan dapat tergantikan oleh orang lain. Seolah terjaga dari mimpi baru sadar akan pentingnya mencari gayung terlebih dahulu sebelum minum, bila gayung telah didapat minum serasa lebih nikmat karena airnya utuh tidak kocar-kacir sebagaimana dikokop sehingga tidak tersedak, menyesuaikan kemampuan hubungan dan nafas kita. Sambil membawa lebihan air dalam gayung mencari kebenaran keberadaan diri, ternyata setinggi dan semulia keberadaan di mayapada, kita hanyalah seorang hamba yang diperjalankan dari satu tempat ke tempat lain, dan perjalanan itu hanya sedhelet, karena itu harus bersungguh-sungguh mencari kebenaran keberadaan, sebagaimana permainan dalam olah raga selalu memperhatikan waktu untuk mempertahankan kemenangan atau mengejar ketertinggalan, semua dilakukan secara totalitas.
Dalam wejangan kuno, total--dari kata tatal--adalah menata hati ketika hendak tidur, sebagaimana adab tidur dalam kitab Taisirul Khallaq, bahwa sebelum memejamkan mata (karena kita tidak tahu kapan tertidur) agar menyerahkan kepada Gustialah akan keberlanjutan diri dengan nata ati ( nata oleh kebanyakan ditulis "noto" berarti raja atau penguasa hati yang menguasai perasaan) dengan membaca, "Bismika Allahumma ahya wa bismika Allahumma amuut," atau, "Bismika Allahumma ahya wa bika amuut, " lalu menyelipkan wasiat di bawah bantal (nata bantal) dan bila terjaga mengucapkan doa, "Alhamdulillahilladzi ahyana ba’da idz hadaitana wa ilahin nusyur," sebagai tanda syukur atas karunia Gustialah dan menjadikan bekal melakukan aktifitas secara totalitas dengan sabar ketika keadaan diri sedang di atas maupun di bawah.
*Selama Ramadan, rublik Piwedar sanggarkedirian.com me- review tema rutinan Sanggar Kedirian yang telah lampau. Rublik ini diasuh oleh Kang Bustanul 'Arifin.
0 komentar:
Posting Komentar